Selasa, 27 September 2022

Artkel



MUHASABAH HATI
Oleh: Neneng Rahmia

         Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati,saya menyadari bahwa hanya Alloh-lah yang memiliki segala kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi rahasiah-Nya yang belum tergali dan belum kita ketahui, Oleh karena itu saya tidak segan-segan memohon kepada siapa saja yang membaca artikel ini, sudi kiranya untuk membantu meluruskan kata-kata yang dikira tidak pantas atau tidak layak, saya akan sangat berterima kasih atas kritikan atau saran dari teman-teman, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan sinergi yang lebih baik untuk tulisan -tulisan saya, dan akan membuat pemikiran biar lebih sempurna di masa yang akan datang, saya ingin tulisan saya bermanfaat walau masih dalam taraf belajar, hingga ke depan kita lebih banyak saling  memahami tanpa kehilangan karakter dalam memandang pemahaman masing-masing,
      Dalam situasi sehari-hari, pro dan kontra pasti ada, sudah menjadi hukum alam, selalu berpasangan, situasi sehari-hari dalam proses hidup harus kita jalani, untuk solusinya kita harus bijak menghadapi situasi apapun.
       Tindakan seseorang sangat bergantung oleh alam pikirannya. Setiap orang diberikan kebebasan untuk memilih responnya masing-masing, ia bertanggungjawab penuh atas sikap yang ditimbulkan dari pikirannya, bukan lingkungan disekelilingnya, namun lingkungan  ikut serta berperan dalam mempengaruhi cara berpikir seseorang.  Apabila lingkungannya pahit, maka menjadi pahit, selalu curiga, dan seringkali berprasangka negatif kepada orang lain. Pikiran negatif ini akan semakin bertambah dan kian menguat apabila sistem lingkungannya mendukung, misalnya memberi hasutan, isu, provokasi, atau tidak memberi solusi baik terhadap keadaan, prasangka negatif akan mengalir dan berubah menjadi sikap “defensive” dan  tertutup, karena beranggapan bahwa orang lain musuh dan ancaman berbahaya. Cenderung menahan informasi baik dan menolak bekerja sama, yang pada akhirnya diri sendiri mengalami kerugian, seperti turunnya kinerja, tidak mampu melakukan sinergi dengan orang lain, peluang-peluang emas terlewatkan, malu meminta bantuan, bahkan mungkin akan tersingkir di tengah pergaulan sosial. 
Sebaliknya, orang yang memiliki suara hati merdeka, akan lebih mampu melindungi pikirannya. Ia mampuh memilih respon positif di tengah lingkungan paling buruk sekalipun. Ia akan tetap berpikir positif dan selalu berprasangka baik pada orang lain. Ia mendorong dan menciptakan kondisi lingkungannya untuk saling percaya, saling mendukung, sikap terbuka dan kooperatif. Hasilnya adalah “aliansi cerdas” yang akan menciptakan performa puncak. Dia- lah raja dari pikirannya sendiri.
Untuk tulisan seperti ini, penulis tidak bermaksud menggurui siapapun, membaca tulisan yang berisi ajakan kebenaran kadang akan menimbulkan polemik, namun dahulukan pikiran obyektif, jernihkan pikiran dari hama yang mempengaruhi obyektifitas penilaian, tidak perlu berpikir, ini tulisan dakwah, atau jangan berpikir bahwa tulisan ini mendoktrin pembacanya terhadap satu masalah.
Pergunakanlah suara hati yang terdalam sebagai suatu kebenaran, yang merupakan karunia Alloh SWT.
Fokus pada tulisan, agar kendala pemahaman makna bisa diatasi.
_"Aku selaras dengan sangkaan hamba-ku terhadap Aku  dan bersama dengan hamba-Ku ketika dia mengingat Aku"_
( Hadits Qudsi)

Wallohu’ alam bishowab…

Muhasabah Diri:

Kebanyakan dari mereka hanya mengikuti dugaan semata.
Sungguh dugaan tiada berguna sedikitpun melawan kebenaran.
Sungguh Alloh mengetahui segala yang mereka lakukan.”
(Q.S Yunus, ayat 36)

Sama sekali bukan!
Tetapi hati mereka telah dikuasai oleh apa yang mereka lakukan.”
(QS. Al Muthfafifin, ayat 14)

“Jika Alloh mengetahui dalam diri mereka ada kebaikan, tentulah dijadikan-Nya mereka mendengar. Tetapi sekalipun (Alloh) memjadikan mereka mendengar, mereka akan berbalik juga dan berpaling.”
(QS.Al Anfal, ayat 23).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar