Matahari sangat arogan
menampakkan dirinya
ketika itu, kita masih
baik – baik saja.
kamu kecewa, karena
gedung yang kamu kunjungi,
tidak dapat memberikan
yang kamu cari.
di hari yang sama,
ketika senja mulai
menampakkan dirinya,
kamu pergi.
aku membuatmu kecewa
lagi.
saat itu,
amarah yang membuatku
hampir menyerah
kekecewaan yang membuatku
hampir tak ingin bertahan
semua menjadi satu ketika
aku melihat punggungmu.
mengapa punggung seseorang
selalu mengingatkan kita akan kepergian?
selain itu, ingatan
meninggalkan dan ditinggalkan ikut berdatangan.
ah, bukankah itu menjadi
bagian paling buruk dari sebuah kehilangan?
aku tak ingin kembali
menjadi kenangan, aku menghubungimu,
kemudian kamu kembali,
dengan janji tak akan menampakkan punggungmu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar