tercium jelas selaras tanah
Mengaur dengan gamblangnya
Ditengah barisnya rerumputan
Yang terusik senandung citanya
Satu, dua rimbunnya
Telah merambat hingga keujung ukirannya
Dan, diakhiri oleh setitik air
Yang menghimpun kekayaannya
Citranya tak pernah padam
Jikalau, padam pun
Pastilah seluruh insan
Terbungkus kilatan amarah dari sang Surya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar